Tahukah apa yang pertama kali kau hirup?
Adalah udaraku dari berjuta daun yang terhampar di tubuhku
Tapi mengapa saat kau mampu dan kuat,
Engkau habiskan batang daunku dengan serakahmu
Tahukah air yang pertama kali basahkan tenggorokanmu?
Adalah tetesan kasihku kepadamu dari mata air susu ditubuhku
Tapi mengapa saat kau mampu dan kuat,
Engkau cemari dengan limbah hatimu
Tahukah tanah yang pertama kali kau pijak?
Adalah kulitku yang sebagiannya bahan baku ciptaanmu
Tapi mengapa saat kau mampu dan kuat,
Engkau tumpahkan darah saudaramu di kulitku
Aku tidak menghitung-hitung kebaikanku padamu wahai anakku
Aku tidak marah karena cintaku besar kepadamu
Aku pula tidak benci kepadamu karena engkau adalah darah dagingku
Aku hanya ingin kau memperhatikanku dengan kasihmu
Bangkitlah wahai putra putriku
Tunjukan pada dunia bahwa kalian adalah anak-anak pertiwi yang hebat
Yang mampu menaklukan dunia dibawah semangat tumpah darahku
Hingga aku bangga memiliki kalian disisiku
Bangga dengan Indonesiaku di hatimu
IKRAWATI
Tapi mengapa saat kau mampu dan kuat,
Engkau habiskan batang daunku dengan serakahmu
Tahukah air yang pertama kali basahkan tenggorokanmu?
Adalah tetesan kasihku kepadamu dari mata air susu ditubuhku
Tapi mengapa saat kau mampu dan kuat,
Engkau cemari dengan limbah hatimu
Tahukah tanah yang pertama kali kau pijak?
Adalah kulitku yang sebagiannya bahan baku ciptaanmu
Tapi mengapa saat kau mampu dan kuat,
Engkau tumpahkan darah saudaramu di kulitku
Aku tidak menghitung-hitung kebaikanku padamu wahai anakku
Aku tidak marah karena cintaku besar kepadamu
Aku pula tidak benci kepadamu karena engkau adalah darah dagingku
Aku hanya ingin kau memperhatikanku dengan kasihmu
Bangkitlah wahai putra putriku
Tunjukan pada dunia bahwa kalian adalah anak-anak pertiwi yang hebat
Yang mampu menaklukan dunia dibawah semangat tumpah darahku
Hingga aku bangga memiliki kalian disisiku
Bangga dengan Indonesiaku di hatimu
IKRAWATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar