CALON SARJANA TIPE SEWA JASA
OLEH : IKRAWATI
Puncak yang paling menegangkan yang membuat mahasiswa ketakutan, deg-degan, keringat dingin dan bahkan steres, yaitu tahap menghadapi ujian akhir yang biasa disebut dengan ujian skripsi. Skripsi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dan diwajibkan bagi seorang mahasiswa untuk mendapat gelar S1. Suka duka dalam menyusun skripsi mamang tergambar. Pandangan sebagian mahasiswa, skripsi adalah sesuatu yang lumrah. Tetapi buat sebagian yang lainnya, skripsi bisa jadi momok yang terus menghantui dan terus menjadi mimpi buruk. Bahkan banyak yang berujar “ lebih baik sakit gigi dari pada buat skripsi “. Sehingga tidak salah para senior mengatakan bahwa “ susahnya masuk kuliah, tapi lebih susah lagi keluarnya “.
Ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi oleh seorang mahasiswa sebelum bisa menulis skripsi. Tiap Universitas atau Fakultas memang mempunyai kebijakan tersendiri. Tetapi umumnya persyaratan yang harus dipenuhi hampir sama. Misalnya, mahasiswa harus sudah memenuhi sejumlah SKS, tidak boleh ada nilai D dan E, IP kumulatif semester tersebut minimal 2,00 dan seterusnya. Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya ditujukan untuk mahasiswa-mahasiswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Tapi menurut saya pribadi, penulisan skripsi adalah kombinasi antara kemauan, kerja keras, dan relationships yang baik. Realitas sekarang ini kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau tinggi rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Seringkali terjadi mahasiswa dengan kecerdasan rata-rata lebih cepat menyelesaikan skripsinya dari pada mahasiswa yang di atas rata-rata. Tapi itu hanya selesai mesunnya belum hasil ujiannya.
Tidak bisa dipungkiri, kegiatan menyusun skripsi merupakan sebuah momok yang menakutkan . jangankan menyelesaikan seluruh proses skripsi, untuk menentukan ide awal dan judul saja, tidak sedikit mahasiswa sudah kebingungan dan bahkan pusing tujuh keliling. Jadi harus butuh kompetensi atau kemampuan mahasiswa, kerja keras, tekun dan sabar. Jika tidak demikian, maka banyak mahasiswa yang malas pusing tidak mau sibuk memilih jalan pintas dengan menyewa orang untuk membuatkan skripsinya yang biasa disebut “ sewa jasa." Tanpa berpikir resiko yang akan dihadapinya, bahkan mungkin hanya berpikir bahwa zaman sekarang apapun resikonya bisa diselesaikan dengan uang. Realitas, kondisi, dan pola berpikir seperti ini, lambat laun mendorong terciptanya peluang bisnis bagi usaha jasa pembuatan skripsi yang dapat membodohkan generasi penerus. Tapi ironis memang kondisi saat ini dimana jasa-jasa pembuatan skripsi baik yang ditawarkan oleh individu maupu biro jasa semakin menjamur dilingkungan perguruan tinggi. Namun, kita tidak bisa begitu saja menyalahkan mereka. Mereka tumbuh subur dan berkembang adalah konsekuensi dari semkin banyaknya mahasiswa yang membutuhkan bantuan tersebut.
Mungkin ketakutan pertama yang dihadapi oleh mahasiswa paling tidak ada solisinya. Tapi tunggu dulu...! masih ada lagi tahap yang lebih menakutkan yaitu mempertanggung jawabkannya dihadapan para dosen penguji. Banyak mahasiswa yang benar-benar takut menghadapi ujian skripsi. Terlebih lagi, banyak mahasiswa terpilih bahkan yang jenius gagal dalam menghadapi ujian. Di dalam ruang ujian kita sendiri jadi tidak jarang mahasiswa mengalami ketakutan, grogi, gemetar, dan bahkan berkeringat yang pada akhirnya menggagalkan ujian yang harus dihadapi. Coba kita bayangkan, mahasiswa yang yang jenius saja sudah demikian , bagaimana dengan mahasiswa yang kemampuannya pas-passan dan skripsinya dibuatkan oleh orang lain, saya kira sangat ironis sekali.
Jadi, sebaiknya jangan menggunakan jasa pihak ketiga yang akan membantu membuatkan skripsi untuk menolong dalam mengolah data. Upayakan skripsi anda adalah buah tangan sendiri. Jangn takut, kalau dalam perjalanannya benar-benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan besar, maka sampaikan saja pada dosen pembimbing. Kalau disampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang hati ia akan membantu yang penting anda berusah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar